Rabu, 25 Februari 2009

PENSI SMAnti

Akhirnya, pensi ke 3 untuk angkatan kami telah terlaksana dan suksus, guru keseni juga berkata seperti itu. Kami, khususnya saya sangat bangga karena telah berpartisipasi dalam mensukseskan acara tahunan Smanti ini. Bagi teman-teman yang berbakat semoga dapat menyalurkan bakatnya melalui acara ini, dan dapat terus berkarya.
Awalnya saya juga tidak ada niat + bakat di fashion show, tapi karena dorongan dari teman-teman, akhirnya saya ikut dan Alhamdulilah tidak mengecewakan semuanya.

Rabu, 18 Februari 2009



HIDUP BERSANDING BUKAN BERTANDING

Dalam proses menjadi Indonesia, kita bisa melihat ada tiga tahapan yang menjadi tonggak sejarah amat penting untuk menyusun kerangka pikir bangsa yang sedang dalam kondisi krisis di segala bidang. Termasuk krisis persatuan dan kesatuan bangsa yang cenderung retak.

Pertama, 20 Mei 1908 yang menjadi tonggak sejarah karena berdirinya organisasi kemasyarakatan yang berpaham kebangsaan.
Kedua, Hari sumpah pemuda 28 Oktober 1928, berbagai etnis berikrar menyatukan diri dalam satu wadah, Tanah Air Indonesia.
Ketiga, Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945 saat Soekarno-Hatta menyatakan kepada dunia bahwa indonesia telah menjadi satu bangsa yang merdeka.

Dari balik ketiga peristiwa bersejarah itu terpancar sinar keikhlasan masing-masing suku bangsa untuk bersepakar mengubah statusnya dari suku bangsa menjadi bangsa. Sebagai contoh, dalam hal penerimaan bahasa daerah Melayu-Riau sebagai bahasa nasional tercermin betapa tingginya rasa ikhlas dan toleransi itu.

Rasa ikhlas itu kini semakin menipis. Hampir setiap aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berlangsung dan diakhiri dengan tindakan mencerminkan keikhlasan apalagi toleransi. Saling menuding, menyalahkan, menjatuhkan, menyerang, merusak, membakar, menyakiti melukai hingga menghilangkan nyawa orang seperti menjadi hal yang biasa.

Krisis yang terjadi mencerminkan pergeseran tentang apa hak dan kewajiban warga negara untuk hidup bersama dalam satu bangsa.Mereka tak lagi menjunjung prinsip hubungan bersanding, tetapi bergeser ke arah hubungan bertanding.

Konsep pemikiran hubungan persandingan yang telah diletakkan para pendiri bangsa sangat tepet dean bijaksana karena fokusnya adalah pada pemahaman masyarakat. Meskipun berbeda-beda, pada hakikatnya satu, Bhineka Tunggal Ika. JUstru dengan banyaknya perbedaan itulah akan lahir sebuah mozaik yang indah, unik, dan menarik.